Starlink, layanan internet satelit yang dikembangkan oleh Elon Musk, menawarkan alternatif unik dibandingkan dengan layanan internet tradisional yang ada di Indonesia.

Memanfaatkan satelit orbit rendah (LEO), Starlink bertujuan untuk menyediakan akses internet berkualitas tinggi terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.

Bagi mereka yang tinggal di wilayah terpencil, Starlink mungkin menjadi solusi yang tepat, tetapi di daerah perkotaan, pertimbangan biaya dan interferensi sinyal harus dipertimbangkan dengan cermat.

Berikut ini kami ulas kelebihan dan kekurangan Starlink yang dirangkum dari kompas.tv:

Kelebihan Starlink

1. Waktu Perpindahan Data Lebih Cepat

Menggunakan satelit LEO yang berada di orbit lebih rendah dibandingkan satelit GEO, Starlink mampu mengurangi latensi secara signifikan. Latensi satelit GEO sekitar 477 milidetik, sedangkan satelit LEO Starlink hanya 27 milidetik. Hal ini memungkinkan perpindahan data yang lebih cepat, memberikan pengalaman internet yang lebih responsif.

2. Transmisi Data Cepat

Starlink menawarkan kecepatan transmisi data yang mengesankan. Pada tahap awal, kecepatan hilirnya mencapai 100 Mbps dan kecepatan hulu 20 Mbps. Uji coba menunjukkan bahwa kecepatan sebenarnya bisa mencapai 222 Mbps untuk hilir dan 24 Mbps untuk hulu, bahkan ada rencana untuk meningkatkan hingga 1 Gbps.

3. Pemasangan Terminal yang Mudah

Terminal Starlink terdiri dari antena dan router WiFi yang mudah dipasang. Dengan panduan pemasangan yang jelas dan aplikasi pendukung, proses instalasi dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit. Terminal ini dapat ditempatkan di permukaan datar, seperti tanah atau atap rumah.

4. Cocok untuk Daerah Terpencil

Salah satu keunggulan utama Starlink adalah kemampuannya untuk menyediakan internet di daerah terpencil tanpa bergantung pada infrastruktur kabel. Layanan ini tetap dapat berfungsi meskipun terjadi gangguan pada infrastruktur telekomunikasi fisik atau pemadaman listrik, menjadikannya solusi ideal untuk wilayah yang sulit dijangkau.

Kekurangan Starlink

1. Letak Terminal Internet Wajib Minim Halangan

Untuk berfungsi optimal, terminal Starlink harus dipasang di area terbuka tanpa halangan seperti pohon atau bangunan tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat jaringan yang frekuensinya mudah terganggu oleh penghalang fisik atau cuaca buruk.

2. Harga Berlangganan Lebih Mahal

Biaya langganan Starlink relatif tinggi dibandingkan dengan penyedia layanan internet lokal di Indonesia. Dengan biaya sekitar Rp750.000 per bulan, Starlink lebih mahal daripada layanan lokal yang menawarkan kecepatan hingga 250 Mbps dengan harga Rp400.000 – Rp500.000 per bulan.

3. Lebih Cocok untuk Wilayah Terpencil

Meskipun ideal untuk daerah terpencil, layanan Starlink kurang sesuai untuk daerah perkotaan yang padat. Interferensi sinyal di wilayah dengan banyak bangunan tinggi dapat mengurangi efektivitas layanan ini.

4. Performa Bisa Menurun

Penggunaan frekuensi tinggi oleh Starlink dapat menyebabkan penurunan performa jika semakin banyak layanan lain yang menggunakan frekuensi yang sama. Ini bisa menjadi masalah seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi serupa di masa depan.